Senin, 15 Desember 2014

(SYUKUR)

SYUKUR : menurut gda ini adalah kata kata yang sangat powerfull dalam kehidupan kita.
Syukur bisa dari hati, dari ucapan, dan dari perbuatan. Untuk Muslim dan Muslimah seperti kita, biasanya mengucap syukur dengan kata "Alhamdulillah" (segala puji bagi Allah).

Seperti firman Allah :
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmatKu) maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”(QS. 14:7)

Enak sekali ini, sudah mah kita di perintahkan untuk bersyukur, yang mana nikmat dari Allah kalau kita hitung hitung, tidak akan terhitung! Eh ternyata jika kita bersyukur, akan ditambah nikmatnya. Nah tapi tentu bersyukur ini tidaklah semudah mengucapkan, nah menurut pengalaman pribados eh pribadi, ada beberapa "penyakit" yang membuat kita sulit bersyukur, diantaranya :
1. Malas berlatih. Ya memang ternyata untuk ukuran kita kita yang ibadahnya masih belum istiqomah (kita? Gda kaliiii ) alias masih belang betong, untuk bersyukur dalam kondisi apapun dengan sepenuh hati itu terkadang suliiiit, ya sulit. Ya memang harus dilatih, sebisa mungkin mencari beribu alasan meskipun itu hal yang sederhana, untuk bersyukur. Walaupun hati sedang galau tapi cari beribu alasan untuk tetap berfikir positif.
2. Selalu membanding - bandingkan harta / karunia yang orang lain dapatkan dengan yang kita miliki. Apalagi dengan dunia teknologi sekarang, social media membuat kita mudah sekali untuk kepo kepo lalu menjadi tahu dan mengulik informasi tentang seseorang, baik itu artis maupun yang bukan, jadi kita mudah sekali untuk "kepingin" seperti si fulan, "kepingin" barangnya si fulan, dan sebagainya. Adanya teknologi ini bisa menjadi ujian buat kita, sekaligus bisa menjadi jalan taat kepada Allah, kalau kita bisa menggunakannya dengan bijak. Ada pepatah yang mengatakan, kalau melihat rumput tetangga lebih hijau, nah alangkah baiknya kita melihat rumput kita pun sama hijau dengan mensyukuri apa yang kita punya.
3. Banyaknya keinginan dan ambisi akan sesuatu. Ternyata setelah gda alami, mempunyai banyak ambisi / keinginan yang tidak didasari akan rasa syukur kepada Allah atas potensi yang dititipkan kepada kita bisa menjadi salah satu pemicu untuk susahnya bersyukur. Kita menjadi susah tawakkal, seolah semua itu adalah atas kemampuan kita. Padahal sebetulnya, apa yang kita capai saat ini tidak akan tercapai bila bukan karena kehendak dan "bantuan" dari Allah. Kalau bahasa sundanya mah "da aku mah apa atuh" cuma seonggok daging yang kalau tidak diberi tulang, akan letoy letoy (maaf maaf sodara sodara, jadi campur sari begini bahasanya, kan ceritanya sedang belajar menulis menggunakan EYD yang benar, walaupun belum benar juga sih, hehe, eh ups! Jadi buka kartu deh) iya jadi akan letoy letoy, lalu yang memberi tulang siapa? Allah kan? Tuh ya gda juga tidak bisa membuat tulang (kecuali sop tulang ayam, eh)
4. Kurang "rela" akan takdir yang terjadi. Istilahnya mah kurang legowo gitu. Jadi masih ada yang "mangkel" di hati, sehingga semestinya hati kita penuh dengan dzikir dan syukur, ini terhalangi oleh rasa tidak rela
5. Kebiasaan mengeluh. Nah ini dia, bahkan secara sadar maupun tidak sadar. Bisa jadi dengan hembusan nafas (eh apa ya namanya, menghela nafas gitu ya), itu yang paling ringan, yang parahnya lagi mengeluh kepada orang lain hingga marah marah dan mengeluarkan kata kata yang tidak semestinya (malah jadi dosa ya kan).
Sebetulnya masih banyak penyakit lainnya, intinya yang berhubungan dengan HATI. Jadi.. JAGALAH HATI (eaaaaa)

Ma Sha Allah.. Kalau kita bersyukur, maka akan di tambah nikmatNya? Terkadang kita berfikir, nikmat itu hanya sekedar materi (uang, harta, nominal, bendabenda) dan sebagainya. Padahal selain itu, ada  yang terasa lebih dalam dari sekedar materi, terasa lebih menenangkan hati, bahkan mendapatkan pahala jika ikhlas. Yaitu Nikmat iman, nikmat saat beribadah dan nikmat saat bisa memberi dan orang yang di beri senang sekali. Dan untuk mendapatkan nikmat tersebut tidaklah mudah, memang hanya Allah yang bisa memberi nikmat itu, maka kita harus rajin "meminta". Kita meminta supaya Allah menjadikan kita orang yang selalu bersyukur, meminta untuk diberi kenikmatan dalam beribadah (bayangkan jika kita merasakan ini, kita menjadi "ketagihan" untuk beribadah karena terasa nikmat, lalu kita jadi lebih giat, dan bekal amal kita menjadi banyak) Aamiin Ya Rabb. Yuk kita doa sama sama ^^ Lalu nikmat saat memberi, memberi itu tidak hanya dengan harta benda, tapi dengan anggota tubuh kita (bisa ucapan, senyuman, tenaga maupun fikiran) eh fikiran? Maksudnya adalah bentuk perhatian kita. Ada pepatah mengatakan, "if you want to be happy, make other people happy" yap! That's true. Tentunya sebagai seorang Muslim/ah akan lebih bermakna dan "memburu" pahala dari Allah apabila ketika kita membuat orang lain senang semata mata karena Allah. Karena kalau niatnya karena makhluk, kita terkadang mengharapkan imbalan, walaupun hanya kata terima kasih misalnya, dan kalau tidak malah membuat kita kecewa (nah nah menjadi tidak happy kan?)

Ini sebetulnya gda sengaja nulis begini di blog, karena untuk apa? Untuk mengingatkan diri gda pribadi. (Jadi pas lagi di uji susah bersyukur, langsung deh buka blog) Alhamdulillah kalau bisa bermanfaat buat teman teman yang membacanya. Baiklah, selamat berlomba lomba untuk mensyukuri karunia yang Allah beri kepada kita, sekecil apapun itu, di setiap kesempatan yang ada. Bangun tidur yang di ingat syukur (bukan pak syukur ya! Tapi akan Syukur, eh? :p ), setiap dalam bacaan shalat yaitu alfatihah, sambil mengingat ingat hal yang bisa di syukuri, jangan lupa sebelum tidur juga mengingat - ingat nikmat hari ini (ini bisa membuat tidur kita lebih nyenyak lho! Dibanding kita memikirkan "masalah" sebelum tidur, terkadang kita menjadi susah tidur dan gelisah)

Baiklah (eh perasaan sudah tulis baiklah deh) kalau begitu, oke lag, kita zudahi zaja tulizan ini (tuh katanya EYD, masih plin plan ini >.< ) hihi. Maaf maaf yaaa.. Sekian, semoga bermanfaat! Much love, Ghaida Tsurayya!